Bayangkan Anda sedang bekerja seperti biasa, komputer menyala, kopi di meja, dan deadline menanti. Tiba-tiba, muncul asap dari ruang panel listrik. Api mulai menjalar, panik melanda. Dalam situasi seperti itu, bukan mobil pemadam atau alarm kebakaran yang paling pertama menyelamatkan hari Anda. Justru benda merah kecil di sudut ruangan itulah yang menjadi alat pertolongan utama yaitu APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
Sayangnya, banyak perusahaan memiliki APAR hanya untuk sekadar memenuhi syarat audit, tanpa tahu apakah isinya masih layak, cara merawatnya, apalagi menggunakannya. Padahal, pemadam api ringan bisa jadi garis pertahanan pertama dan terakhir dalam mencegah kebakaran besar.
Melalui artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu pemadam api ringan, jenis-jenis isinya, cara merawatnya, serta bagaimana cara mengoperasikannya secara benar. Harapannya, seluruh pekerja dapat lebih siap menghadapi kondisi darurat kebakaran, sekecil apa pun itu.
Apa Itu Pemadam Api Ringan (APAR) ?
APAR adalah alat pemadam kebakaran yang berukuran kecil dan portabel yang digunakan untuk memadamkan kebakaran pada tahap awal. Alat ini biasanya berbentuk tabung silinder berisi bahan pemadam yang dapat dikeluarkan dengan tekanan tinggi saat digunakan.
Sebagai alat pemadam api ringan, untuk itulah APAR dirancang agar mudah dioperasikan oleh siapa pun, bahkan tanpa keahlian khusus. Meski demikian, pemahaman tentang jenis isi dan teknik penggunaan sangat penting untuk efektivitas pemadaman.
Jenis-Jenis Isi APAR dan Kegunaannya
Setiap jenis kebakaran memiliki karakteristik berbeda, sehingga dibutuhkan jenis media pemadam yang tepat. Berikut adalah jenis-jenis isi APAR yang umum digunakan:
1. APAR Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder)
- Warna tabung: Merah
- Efektif untuk: Kelas kebakaran A, B, dan C (padat, cair, gas)
- Keunggulan: Serbaguna, cocok untuk kebanyakan lingkungan kerja
- Kekurangan: Menyisakan residu serbuk setelah digunakan
2. APAR Karbon Dioksida (CO₂)
- Warna tabung: Hitam atau merah dengan label CO₂
- Efektif untuk: Kelas B dan C, khususnya kebakaran listrik
- Keunggulan: Tidak meninggalkan residu, cocok untuk ruang server
- Kekurangan: Kurang efektif untuk kebakaran benda padat
3. APAR Foam (Busa)
- Warna tabung: Merah dengan label “Foam”
- Efektif untuk: Kelas A dan B (padat & cair)
- Keunggulan: Menutup permukaan cairan mudah terbakar
- Kekurangan: Tidak cocok untuk kebakaran listrik
4. APAR Air (Water Pressure)
- Efektif untuk: Kebakaran kelas A (padat)
- Keunggulan: Biaya relatif murah
- Kekurangan: Tidak cocok untuk kebakaran cairan dan listrik
5. APAR Clean Agent (gas Non-Korosif)
- Efektif untuk: Semua kelas kebakaran (tergantung jenis agen)
- Keunggulan: Tidak merusak peralatan elektronik dan dokumen-dokumen penting
- Kekurangan: Harga relatif tinggi
Cara Perawatan Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR tidak bisa hanya diletakkan dan dilupakan. Perlu dilakukan perawatan rutin agar fungsinya tetap optimal saat dibutuhkan. Berikut ini langkah-langkah perawatan standar:
1. Inspeksi Visual Bulanan
- Pastikan tekanan berada di zona hijau (pressure gauge)
- Periksa segel, pin, dan label masa berlaku
- Pastikan tidak ada karat atau kerusakan fisik
2. Pengecekan Masa Kadaluwarsa
Umumnya masa berlaku isi APAR adalah 3-5 tahun. Setelah itu perlu dilakukan isi ulang, meskipun belum digunakan.
3. Isi Ulang dan Uji Tekanan (Hydrotest)
Setiap 5 tahun, APAR harus diuji tekanannya dan diisi ulang meski belum dipakai. Ini untuk memastikan tabung masih kuat menahan tekanan tinggi.
4. Pembersihan dan Penempatan yang Benar
- Bersihkan dari debu dan kotoran
- Letakkan di tempat yang mudah dijangkau dan tidak terhalang
5. Pelatihan Rutin untuk Pengguna
Selain perawatan fisik, pelatihan penggunaan bagi karyawan juga merupakan bagian dari “perawatan fungsional”.
Cara Mengoperasikan APAR dengan Metode PASS
Agar efektif saat digunakan, operator harus memahami cara mengoperasikan APAR dengan benar. Teknik paling umum adalah metode PASS:
- P – Pull (Tarik) pin pengaman
- A – Aim (Arahkan) nozzle ke pangkal api
- S – Squeeze (Tekan) tuas dengan kuat
- S – Sweep (Ayunkan) dari sisi ke sisi pada dasar api
Pastikan berdiri dengan jarak aman (sekitar 1,5–2 meter) dan jangan ragu, gunakan APAR secepat mungkin saat api masih kecil.
Lokasi Penempatan APAR yang Ideal
Untuk memastikan kesiapsiagaan, APAR harus diletakkan di tempat strategis dan sesuai standar, seperti:
- Dekat dengan potensi sumber kebakaran (panel listrik, dapur)
- Tidak lebih dari 15 meter dari setiap titik kerja
- Terpasang di dinding dengan bracket khusus (ketinggian ±1,2 meter)
Apakah Semua Pekerja Harus Bisa Menggunakan APAR?
Idealnya, ya. Setiap pekerja, terutama yang berada di area berisiko tinggi, perlu mendapat pelatihan penggunaan APAR secara langsung. Pelatihan ini dapat dilakukan melalui program pelatihan K3 Kebakaran Damkar kelas D ataupun Basic Fire Fighting dari instansi atau lembaga pelatihan bersertifikat seperti Arah Kompetensi.
Penutup
Pemadam api ringan (APAR) memang alat yang sederhana namun sangat penting dalam sistem penanggulangan terjadinya kebakaran. Tanpa pemahaman yang benar tentang jenis media pemadam, cara perawatan, dan teknik penggunaan, keberadaan APAR hanya menjadi pajangan tanpa manfaat. Penggunaan APAR juga sudah diatur dalam Permenakertrans No. 04 tahun 1980 tentang Syarat-Syarat dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
Oleh karena itu, perusahaan wajib tidak hanya menyediakan APAR, tetapi juga memastikan bahwa alat tersebut terawat, layak pakai, dan dapat digunakan oleh siapa saja saat kondisi darurat terjadi.
Ingat, mencegah lebih baik daripada menyesal. Mulailah dengan hal sederhana dengan pastikan APAR di tempat kerja Anda berfungsi dengan baik dan semua orang tahu cara menggunakannya.
