Di dunia kerja, istilah ahli K3 sering kali langsung diasosiasikan dengan Ahli K3 Umum. Hal ini wajar mengingat jenis keahlian ini paling sering terdengar dan dijadikan standar dasar dalam pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor industri. Namun sebenarnya, kompetensi ahli K3 memiliki banyak jenis dengan bidang keahlian yang lebih spesifik, tergantung pada potensi risiko di tempat kerja.
Bagi perusahaan dan tenaga kerja, pemahaman tentang ragam Ahli K3 ini sangat penting untuk memastikan implementasi K3 yang tepat sasaran. Berikut ini penjelasan mengenai jenis-jenis ahli K3.
1. Ahli K3 Umum
Ahli K3 Umum adalah kompetensi yang paling dikenal luas. Mereka memiliki kemampuan dasar dalam mengelola keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai jenis industri tanpa spesifikasi teknis tertentu. Tugas utama ahli K3 umum yang antara lain:
- Menyusun program K3 perusahaan
- Melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko
- Membantu pengembangan budaya K3 di lingkungan kerja
2. Ahli K3 Listrik
Ahli K3 Listrik memiliki keahlian dalam menganalisis, mengendalikan, dan memberikan rekomendasi atas risiko-risiko kelistrikan di tempat kerja, seperti hubungan arus pendek, sistem pentanahan, hingga proteksi terhadap kejutan listrik.
Pelatihan Ahli K3 Listrik wajib diikuti oleh tenaga kelistrikan di industri yang menggunakan instalasi listrik dengan risiko tinggi.
3. Ahli K3 Kimia
- Kompetensi Ahli K3 Kimia ini sangat penting bagi industri kimia, farmasi, kosmetik, hingga manufaktur yang menggunakan bahan kimia berbahaya. Ahli K3 Kimia bertugas melakukan:
- Identifikasi bahan kimia berbahaya
- Penyusunan SOP penanganan bahan berbahaya
- Evaluasi dan mitigasi paparan zat kimia beracun
4. Ahli K3 Konstruksi
Ahli K3 Konstruksi dibutuhkan di semua jenis proyek konstruksi, baik skala kecil hingga besar. Mereka bertanggung jawab untuk mengawasi penerapan keselamatan kerja bagi para pekerja proyek, alat berat, serta struktur yang sedang dibangun.
Tugas mereka meliputi:
- Pemeriksaan K3 di lokasi proyek
- Pengawasan terhadap penggunaan APD
- Evaluasi risiko kegiatan konstruksi harian
5. Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
Ahli K3 Kebakaran memiliki kompetensi dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran di tempat kerja. Mereka menyusun strategi evakuasi, prosedur keadaan darurat, dan sistem proteksi kebakaran.
Ruang lingkup tugas:
- Simulasi pemadaman dan evakuasi
- Audit sistem proteksi aktif dan pasif
- Pelatihan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR)
6. Ahli K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Ahli K3 PAPAi ini menangani keselamatan penggunaan alat seperti forklift, crane, hoist, dan sejenisnya. Mereka memastikan bahwa alat angkat angkut digunakan secara aman dan sesuai standar operasional.
Tugas utama:
- Pemeriksaan kelaikan alat angkat angkut
- Verifikasi izin operator alat berat
- Monitoring inspeksi dan perawatan berkala
7. Ahli K3 Pesawat Tenaga dan Produksi
Ahli K3 ini bertanggung jawab terhadap keselamatan penggunaan peralatan bertekanan seperti boiler, bejana tekan, dan sistem uap. Risiko kecelakaan akibat ledakan alat menjadi perhatian utama.
Cakupan tugas:
- Pemeriksaan teknis berkala
- Penerapan standar operasi aman
- Audit terhadap prosedur kerja
8. Ahli K3 Lingkungan Kerja
Ahli K3 Lingkungan Kerjai fokus pada aspek-aspek fisik dan lingkungan kerja yang dapat memengaruhi kesehatan pekerja, seperti pencahayaan, kebisingan, suhu, getaran, hingga ventilasi sesuai dengan Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.
Tugas ahli K3 lingkungan kerja:
- Melakukan pengukuran faktor lingkungan
- Menganalisis hasil pengukuran dan memberi rekomendasi
- Menyusun program pengendalian lingkungan kerja
Kesimpulan
Kini semakin jelas bahwa Ahli K3 bukan hanya Ahli K3 Umum, melainkan kompetensi yang mencakup berbagai bidang keahlian sesuai risiko dan kebutuhan sektor industri tertentu. Sayangnya, branding yang sudah melekat di publik masih menganggap ahli K3 itu sebatas ahli umum saja.
Bagi perusahaan, penting untuk menyesuaikan jenis Ahli K3 yang dimiliki dengan karakteristik kegiatan dan potensi risiko kerja di lapangan. Penempatan tenaga ahli K3 yang tepat tidak hanya memenuhi regulasi, tetapi juga secara nyata meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja serta mencegah kerugian akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.