Identifikasi Bahaya Dalam Pengolahan Air Limbah Untuk Keselamatan Kerja

Pengolahan air limbah adalah bagian penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun di balik proses tersebut, terdapat berbagai potensi bahaya yang perlu dikenali dan dikendalikan. Identifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah merupakan langkah awal yang krusial dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3), terutama di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) industri.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, kebutuhan terhadap penerapan standar keselamatan kerja yang ketat di fasilitas pengolahan air limbah juga semakin tinggi. Setiap tahapan operasional, mulai dari pengumpulan, pengolahan, hingga pembuangan limbah akhir, memiliki potensi risiko yang dapat membahayakan pekerja, masyarakat sekitar, dan lingkungan jika tidak ditangani secara tepat. Oleh karena itu, identifikasi bahaya secara sistematis menjadi kunci utama dalam membangun lingkungan kerja yang aman dan produktif.

Mengapa Identifikasi Bahaya Penting?

Lingkungan kerja di instalasi pengolahan air limbah menghadirkan risiko yang cukup tinggi, mulai dari paparan bahan kimia, infeksi biologis, hingga bahaya mekanis. Tanpa identifikasi yang tepat, pekerja dan lingkungan sekitar dapat terkena dampak serius, termasuk gangguan kesehatan, kecelakaan kerja, hingga pencemaran lingkungan yang lebih luas.

Jenis-Jenis Bahaya dalam Pengolahan Air Limbah

Berikut ini adalah beberapa bahaya yang umum ditemui dalam proses pengolahan air limbah:

1. Bahaya Biologis

Air limbah umumnya mengandung mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan parasit. Pekerja yang terpapar secara langsung atau melalui percikan air limbah berisiko tinggi terkena penyakit menular seperti hepatitis, leptospirosis, dan infeksi kulit.

2. Bahaya Kimia

Proses pengolahan sering melibatkan bahan kimia seperti klorin, kapur, atau koagulan lainnya. Paparan bahan ini dapat menyebabkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, atau reaksi kimia berbahaya jika tidak ditangani dengan prosedur yang aman.

3. Bahaya Fisik dan Mekanis

Pekerja IPAL berinteraksi dengan mesin berputar, pompa bertekanan tinggi, dan alat berat lainnya. Bahaya seperti tersayat, terjepit, hingga jatuh dari ketinggian bisa terjadi jika area kerja tidak memiliki pengaman yang sesuai.

4. Bahaya Gas Beracun dan Ledakan

Penguraian biologis limbah dapat menghasilkan gas seperti metana (CH₄), hidrogen sulfida (H₂S), dan amonia (NH₃) yang berpotensi menyebabkan keracunan, ledakan, bahkan kematian jika kadar terlalu tinggi dan ventilasi buruk.

5. Bahaya Ergonomi

Pekerja yang melakukan pengangkatan manual atau bekerja dalam posisi janggal berisiko mengalami cedera muskuloskeletal jangka panjang, terutama pada punggung, bahu, atau leher. 

Cara Melakukan Identifikasi Bahaya

Untuk melakukan identifikasi bahaya yang efektif dalam pengolahan air limbah, berikut langkah-langkah yang dapat diikuti:

  • Observasi langsung di lokasi kerja (walkthrough inspection)
  • Wawancara dengan operator dan teknisi terkait proses dan potensi bahaya
  • Analisis data kecelakaan kerja dan insiden masa lalu
  • Penggunaan metode HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Determining Control)
  • Pencatatan bahan kimia berbahaya (MSDS) dan pemetaan zona risiko

Setelah bahaya diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menetapkan pengendalian risiko berdasarkan hierarki pengendalian (eliminasi, substitusi, rekayasa teknis, prosedur administratif, dan alat pelindung diri (APD). Selain itu, pekerja wajib mendapatkan pelatihan keselamatan kerja, termasuk cara tanggap darurat jika terjadi insiden. 

Identifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga investasi jangka panjang dalam melindungi pekerja, lingkungan, dan reputasi perusahaan. Dengan penerapan K3 yang baik dan komitmen manajemen terhadap keselamatan, proses pengolahan air limbah dapat berjalan secara optimal dan aman.

Perusahaan harus memastikan seluruh kegiatan operasional instalasi pengolahan air limbah berjalan dengan baik dan benar. Diperlukan seorang operator IPAL yang telah sertifikasi POPAL agar hal tersebut bisa terwujud. Karena operator IPAL yang memiliki sertifikat kompetensi POPAL dari BNSP artinya sudah berhasil melalui proses training dan sertifikasi POPAL yang mana setiap individu akan diuji kompetensinya sehingga sesuai dengan standar kompetensi kerja yang ditetapkan di dalam Permen LHK No. 5 tahun 2018.

tentukan goal anda

Be Competent With Arah Kompetensi

Arah Kompetensi hadir sebagai penyelenggara pelatihan & sertifikasi kompetensi di Indonesia yang mencakup bidang QHSE (Quality, Health, Safety dan Environment). Arah Kompetensi menjadi mitra resmi di LSP dalam rangka mewujudkan program pelatihan & sertifikasi kompetensi BNSP serta menjadi PJK3 dibawah pengawasan Kemnaker dalam penyelenggaraan pelatihan K3 di Indonesia.

PT Arah Kompetensi Indonesia

AD Premier Lt. 17, Jl. TB. Simatupang No. 5 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12550